Mengenali Dan Memahami Diri Sebagai Pendidik
Mengenali Dan Memahami Diri Sebagai Pendidik - Pengumuman Khusus Jadwal Pemeliharaan Server akan diterbitkan pada hari Minggu, 26 Juni, 2:00 - 8:00 (GMT). Situs tidak akan aktif selama waktu yang ditentukan!
"Waktu Belajar Bebas" Elvia Nengsih, guru S.Pd, SMP Negeri 8 Dumai. Di bawah ini adalah rangkuman materi yang saya ambil dari buku Merdeka dalam Pendidikan dengan topik "Belajar Bebas Menurut Pikiran. Ki Hadjar Dewantara"
Mengenali Dan Memahami Diri Sebagai Pendidik
Mengenal dan memahami diri sendiri sebagai seorang guru Sebagai seorang guru tentunya “pendidikan yang membimbing segala kemampuan harus mampu memahami hakikat anak sehingga memiliki ciri dan kebutuhan anak didik. hal yang paling mendasar Setinggi manusia juga harus dimulai dari diri sendiri, yaitu sebagai anggota masyarakat, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri. guru. Dewantara “Seperti pertanyaannya. Orang yang mandiri adalah orang yang hidup dengan kemampuan" guru mengarahkan perkembangannya sendiri atau kehidupan tubuh dan pikirannya sendiri, bukan ketergantungan bawaan anak pada kemampuan orang lain. Dapat meningkatkan karakter Anda (bukan dasar) kehidupan dan perkembangan kekuatan alam .anak"
Kunci Jawaban Modul 1
Peran sebagai guru Guru perlu beradaptasi dengan perubahan zaman. Seperti yang dikatakan Ki Hadjar, seorang guru pembelajaran yang brilian di era digital, perlu disediakan Dewantara “Secara umum, pendidikan yang mandiri dengan pengetahuan, metode, dan upaya yang tepat untuk memenuhi kebutuhan mereka sangat penting untuk kemajuan pikiran Kemajuan zaman Karakter (kekuatan batin, karakter), pikiran (kebijaksanaan) dan tubuh anak Guru harus mampu menciptakan pembelajaran kolaboratif sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, dan menjadi guru yang menarik bagi siswa.
“Pendidikan dan Pengajaran” Pendidikan adalah suatu jalan Menurut Ki Hadjar Dewantara “Anak mengatakan ilmu atau peluang pertumbuhan didasarkan pada kekuatan fisik anak yang hidup di luar masyarakat dan tidak mungkin bagi pendidik mengubah beras dan batinnya. Pendidikan menjadi jagung dan sebaliknya". Mengajar adalah bagian dari pembelajaran, bukan sekedar pengajaran formal, tetapi mengajar adalah bagian dari penyampaian ilmu dan pembelajaran kepada siswa. Ini juga tentang mengajarkan keterampilan berpikir dan menumbuhkan kearifan batin, menjadikan pendidikan sebagai tempat di mana siswa akhirnya menemukan kebahagiaan dalam hidup dan menabur benih budaya keselamatan. Akal budi (kearifan) yang hidup dalam masyarakat peserta didik hendaknya diajarkan sebagai alat pengembangan unsur pendidikan yang setinggi-tingginya, seluas-luasnya dan setinggi-tingginya. Pelajari sebanyak mungkin tentang dunia dalam dan luar.
Hadjar Dewantara menetapkan program “Antara” yaitu: Ing Ngarsa Sung Tuladha (Guru harus berusaha memberikan teladan yang baik, Ing Madya Mangun Karsa (Guru harus memberikan semangat kepada siswa), Tut wuri Handayani (Guru harus memberikan). Mendorong atau mengembangkan kemandirian. siswa ). -Bahasa". Sebagai manusia. Maka seorang guru harus dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anak didiknya serta mewujudkan keseimbangan dalam kehidupannya. Menurut Ki Hadjar Dewantara, "Pendidikan adalah menanam benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. dan berjuang untuk pengembangan tempat pikiran dan tubuh.
Menindaklanjuti jumlah siswa dan penyelesaiannya 1. Sifat siswa ➢ Sifat usia Perkembangan pendidikan kuat Sifat situasi ada dua yaitu mengikuti perkembangan zaman. Sifat alam dan sifat waktu. Usia adalah bagian dari pendidikan dasar siswa, terkait dengan konten dan kebisingan ➢ Secara alami. Semua jenis konten dan kebisingan dapat dilakukan dalam satu cara. Sifat alam sebagai bagian mendasar dari proses kehidupan berbangsa memiliki nilai dalam pendidikan siswa dalam kaitannya dengan alam dan tidak bertentangan dengan sifat dan "bentuk" komunitas siswa - buku ini bergerak. sifat manusia. Oleh karena itu, guru harus dapat membimbing siswa untuk menemukan kosa kata 2. Keterampilan belajar yang penting bagi diri mereka sendiri dan ➢ Kontinuitas: Kemajuan budaya di daerah mereka. Let Hadjar Dewantara mengingatkan “Seseorang harus selalu menyendiri ketika melakukan kebutuhan untuk mengintegrasikan budaya inovasi untuk kemajuan segera. Memperhatikan kepentingan siswa, dengan mempertimbangkan ➢ Konvergensi: arah budaya terhadap dunia dan orang-orangnya dan kesatuan budaya dunia (manusia) masyarakat, jangan sampai hilang ➢ Konsentrisitet: Budaya harus memiliki semua keunggulan yang terkait dengan sifat dan karakteristik individu, situasi seperti itu, baik di alam maupun waktu" berpusat pada budaya dunia masyarakat. (Kemanusiaan)
Merdeka Belajar: Soal Dan Kunci Jawaban Modul 1 Topik Mengenali Dan Memahami Diri Sebagai Pendidik 2022
MENGAJAR DAN MEMPELAJARI PERILAKU KOGNITIF Keterampilan berpikir siswa harus mampu Perubahan transformasional didasarkan pada 2 gagasan utama untuk mengembangkan karakter atau perilaku siswa, yaitu: Tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah dan masyarakat. ➢ Tabularasa ini meyakini bahwa fitrah anak adalah seperti kekosongan yang dapat diisi, Iwa (iwa) adalah hasil belajar guru, dengan ilmu dan kesatuan pikiran, perasaan dan pengertian yang diinginkan, dicinta atau diinginkan guru , untuk memberikan kekuatan. Kebajikan juga dapat menjelaskan tulisan psikomotorik) ➢ Ki Hadjar Dewantara berkata Menurut Ki Hadjar Dewantara, “Penentuan fitrah manusia adalah kitab yang fitrah manusia atau setiap spesies mampu mengisi tulisan-tulisan yang bersangkutan secara memadai. maknanya tidak jelas tetapi bagian yang berhubungan dengan rasa) dan berperan dalam makna sehingga tugas pendidikan adalah menentukan karakter situasi”. Untuk membantu orang atau individu untuk dapat menafsirkan makna dan tujuan tulisan samar di atas kertas dengan percaya diri dan dengan bimbingan yang lebih baik.
Pendidikan yang Membawa Keselamatan dan Kegembiraan ❖ Pendidikan benar-benar dapat membawa keselamatan dan kegembiraan bagi siswa, sehingga guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendorong siswa untuk mencari pengertian yang bermakna yang penting bagi kehidupan mereka. ❖ Guru harus memberikan tidak hanya pengetahuan dan informasi, tetapi juga pemahaman tentang fungsi dan kegunaan materi pelajaran dalam kehidupan. ❖ Layanan Pendidikan: Persiapkan siswa untuk kehidupan dan berikan keyakinan kepada siswa bahwa mereka akan dapat memperkaya waktu mereka di masa depan, yang mengarah pada keselamatan dan kesejahteraan.
❖ Pekerjaan mengajar seperti yang dicita-citakan Ki Hadjar Dewantara jika guru memiliki pengertian sebagai berikut: Menginginkan sifat atau kemampuan siswa yang kuat ➢ Guru dapat melakukan yang terbaik untuk mengembangkan budi pekerti siswa Agustus 2022 23:18 1 Agustus 2022 23:18 Waktu update : 01-08-2022 23:50 71318 10 0
Pada topik 1 ada tiga materi yang harus dipelajari, yaitu: mengenal diri sendiri dan peran Anda sebagai guru, apa peran saya sebagai guru, dan saya ingin menjadi guru seperti apa. Kita akan mengkaji masing-masing dari ketiga materi tersebut untuk mengidentifikasi dan memahami siapa diri kita sebagai pendidik.
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab membantu peserta didik berkembang secara fisik dan mental (Dri Atmaka, 2004). Sementara itu, menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah memberikan pengarahan kepada seluruh kemampuan kodrati yang dimiliki seorang anak agar ia memperoleh keamanan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Pendidik, tugas seorang pendidik adalah mempelajari, mengajar, mengajar, mengajar, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada sistem pendidikan anak usia dini melalui sistem pendidikan dasar, pendidikan formal, dan pendidikan tinggi. pendidikan. Oleh karena itu peran seorang pendidik (guru) tidak terbatas pada pendidikan saja tetapi sesuai dengan filosofi Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karsa dan Tut wuri handayani.
Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan Indonesia yang hidup pada abad ke-18 dan menjabat sebagai Menteri Pendidikan Republik Indonesia (1945), tidak banyak tersentuh oleh teori-teori pendidikan modern. Namun, ia mampu menempatkan “Tut wuri handayani” dalam kalimat pendidikan yang artinya “dari belakang, guru harus mampu menginspirasi siswa”.
Juga Ing madya mangun karsa, artinya dalam proses memberi/merasa pulang. Guru harus mengikuti muridnya, memantau perkembangan mereka, membimbing dan mendorong mereka. Guru harus bertahan dalam belajar mandiri, mendapatkan informasi melalui berbagai saluran, mengikuti perkembangan zaman, dan dekat dengan kebutuhan siswa.
Kunci Jawaban Post Test Modul 1 Mengenali Dan Memahami Diri Sebagai Pendidik
Kata ketiga adalah Ing ngarso sung tulodo, yang artinya guru harus mampu menjadi teladan bagi siswanya baik dalam tingkah laku maupun pemikirannya. Oleh karena itu, guru terlebih dahulu harus mempersiapkan dirinya menjadi teladan yang akan diikuti oleh siswanya.
Pertanyaannya, sudahkah kita memahami diri kita sendiri dan peran kita sebagai pendidik? Jawabannya tergantung pada apakah kita memiliki keberanian untuk memberikan jawaban dari hati dan nurani kita. Siapa saya di mata para siswa, seorang guru yang antusias atau yang bodoh? Apakah saya memberi ruang kepada siswa untuk mengekspresikan pemikiran dan kreativitas mereka, atau bahkan membungkam mereka dengan komentar sudut? Apakah saya memberi siswa kesempatan untuk menjelaskan mengapa mereka tidak menepati janji, atau bahkan tekanan dan kesalahan?
Awal
Mengenali diri, mengenali diri sendiri, belajar mengenali diri sendiri, tes mengenali diri sendiri, mengenali karakter diri sendiri, tes mengenali potensi diri, cara mengenali diri sendiri, cara mengenali diri, memahami diri, mengenali potensi diri, peran guru sebagai pendidik, cara mengenali potensi diri
Posting Komentar untuk "Mengenali Dan Memahami Diri Sebagai Pendidik"